Sejak abad ke-6, alfalfa (Medicago sativa)
telah digunakan oleh bangsa Cina untuk mengobati batu ginjal, saluran
pencernaan dan kembung. Awalnya, dunia pengobatan tradisional Cina
sering menggunakan daun Alfalfa untuk mengobati penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan. Kemudian berkembang untuk
membantu membersihkan racun dalam darah atau yang disebut detoksifikasi
dan pengobatan peradangan sendi. Sedangkan dalam pengobatan India
(Ayurveda) untuk mengobati sakit pencernaan. Alfalfa juga diyakini
sangat membantu meringankan gejala radang sendi.
Di
Eropa, alfalfa dikenal sebagai ‘obat rakyat’ yang sangat baik untuk
memperlancar kencing. Kepiawaiannya sebagai antibiotik tak hanya di
dalam tubuh. Kandungan chlorophyll dalam daun alfalfa digunakan sebagai
desinfektan untuk mengobati infeksi luka luar. Dalam The American
Journal of Surgery 1940, Benjamin Cruskin M D merekomendasikan
chlorophyll untuk mencegah dan menyembuhkan beragam infeksi dan luka.
Homeopaths
dan herbalis menggunakan alfalfa untuk mengobati anemia, kelemahan
dalam pemulihan, gangguan feminin yang berkaitan dengan
ketidakseimbangan hormon dan keluhan menopause.
Di
negara-negara Amerika dan Australia, daun alfalfa muda segar sering
dicampurkan dalam salad. Di China sudah digunakan sebagai obat herbal
atau sebagai campuran sup.
Menurut
penyelidikan yang dimuat di “Journal of Nutrition” oleh para ahli sains
(scientists) di University of California at Davis, 1984) diketemukan
bahwa ALFALFA extracts bisa menggantikan INSULIN bagi penderita DIABETES
Konon
kandungan gizi alfalfa merupakan yang terlengkap di antara semua
tumbuhan. Hampir semua zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan
terkandung di dalam tumbuhan yang termasuk keluarga kacang-kacangan ini.
Sebut saja mineral. Mineral unggulan berupa kalsium, besi, magnesium,
fosfor, tembaga, dan seng terkandung di dalamnya. Vitaminnya, mulai dari
vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, K, hingga asam folat juga ada. Tidak
heran, tumbuhan ini dikenal sebagai bapak dari segala tanaman.
Klorofil
dari alfalfa umumnya tersedia dalam bentuk ekstrak dan dijadikan
suplemen. Sebagai obat, klorofil digunakan dalam pencegahan ataupun
pengobatan berbagai jenis penyakit seperti kanker, radang, anemia,
konstipasi, antibakteri, pembersih racun, penyeimbang nutrisi, dan
pemulihan pada orang sakit dan lain-lain.
Dari segi nutrisi alfalfa kaya kalsium dan alfafa mencegah mengerasnya pembuluh darah. Jadi alfalfa mengandung zat anti kolestrol serta canggih memerangi infeksi
Dari segi nutrisi alfalfa kaya kalsium dan alfafa mencegah mengerasnya pembuluh darah. Jadi alfalfa mengandung zat anti kolestrol serta canggih memerangi infeksi
Alfalfa disebutkan juga sebagai tonik sedang yang baik untuk darah. Alfalfa mempunyai efek diuretik, antipiretik dan hemostatik.
Alfalfa kaya akan sumber nutrisi seperti vitamin dan mineral. Sering digunakan untuk memperbaiki defisiensi nutrisi.
Dalam
pengobatan tradisional Cina, akar alfalfa adalah paling sering
dibicarakan. Akar alfalfa selain sebagai diuretik juga sering diberikan
untuk kasus batu ginjal dan penyakit kuning.
Prof. Dr. Made Astawan-ahli Teknologi Pangan dan Gizi IPB dalam sebuah literatur, mengatakan bahwa alfalfa mengandung komponen-komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup banyak. Saponin yang terkandung dalam akar alfalfa ini dapat menghambat peningkatan kolesterol pada darah hewan uji.
Prof. Dr. Made Astawan-ahli Teknologi Pangan dan Gizi IPB dalam sebuah literatur, mengatakan bahwa alfalfa mengandung komponen-komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup banyak. Saponin yang terkandung dalam akar alfalfa ini dapat menghambat peningkatan kolesterol pada darah hewan uji.
Juga
menurut Made, Vitamin K yang terkandung dalam 100 g alfalfa dapat
memenuhi 38% dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Vitamin K sangat
penting untuk pembentukan protein, penggumpalan darah, dan sebagai zat
antihemolitik saat pendarahan. Menegaskan hal tersebut, “Kalau ada luka
tersayat, ditaburi saja dengan serbuk atau cairan (alfalfa) ini, dalam
hitungan detik (lukanya) langsung menutup,” ungkap Nugroho.
Khasiat
tanaman dengan nama latin Medicago sativa ini bagi kesehatan manusia
memang telah diteliti oleh banyak ahli kesehatan dunia. Menurut Dr. Ir.
H. Nugroho W. Dipl. WRD, M.Eng., seorang pembudidaya alfalfa di kawasan
Boyolali, Jateng, kandungan protein alfalfa sangat tinggi, “Proteinnya,
ini hasil analisa pangan ya, kalau ditotalkan, hasilnya 32%. Menyamai
kedelai. Kedelai ‘kan 45.”
Mendampingi
kandungan zat gizi lengkapnya, klorofil alfalfa juga amat penting.
Kandungan klorofil alfalfa yang mencapai empat kali klorofil tanaman
lain, berdasarkan beberapa literatur. Klorofil ini memberikan manfaat
kesehatan di antaranya membantu mengeluarkan racun tubuh, menyeimbangkan
kadar asam- basa dalam tubuh, meningkatkan jumlah sel darah merah,
membuat kulit sehat dan awet muda, serta meningkatkan kekebalan tubuh
(AGRINA Edisi 75, 15 April 2008).
Alfalfa
terbukti bermanfaat sebagai antikanker (AGRINA Edisi 83, 5 Agustus
2008), berbagai penelitian yang dilakukan beberapa ahli kesehatan pun
membuktikan bahwa alfalfa berkhasiat mengatasi berbagai macam penyakit.
“Manfaatnya bagi kesehatan sebenarnya cukup banyak, mengingat fungsinya
dalam menangkal radikal bebas,” ujar Nugroho.
Dari
banyak manfaat Alfalfa yang diungkapkan, di antaranya mencegah radang
sendi dan rematik, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan risiko
serangan stroke dan menghambat penurunan fungsi syaraf, mengatasi
kelelahan, mengurangi bahaya merokok, serta menghambat penuaan.
Alfalfa juga dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti kanker dan kencing manis.
Studi secara ekstensif sudah banyak dilakukan terhadap alfalfa. Seluruh bagian tanaman ini mengandung komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti: saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan komponen gizi lainnya. Juga mengandung serat (dietary fiber) dalam jumlah cukup banyak dan dapat berfungsi sebagai antikolesterol.
Alfalfa dikenal sebagai salah satu tumbuhan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Kandungan kalsium, klorofil, karoten, dan vitamin K yang cukup tinggi, menjadikan alfalfa sebagai salah satu suplemen yang sering dikonsumsi manusia.
Keunggulan lain alfalfa adalah memiliki kandungan vitamin dan mineral cukup lengkap. Vitamin yang terkandung dalam alfalfa adalah: vitamin A, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan asam folat. Mineral unggulan, yakni kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng.
Studi secara ekstensif sudah banyak dilakukan terhadap alfalfa. Seluruh bagian tanaman ini mengandung komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti: saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan komponen gizi lainnya. Juga mengandung serat (dietary fiber) dalam jumlah cukup banyak dan dapat berfungsi sebagai antikolesterol.
Alfalfa dikenal sebagai salah satu tumbuhan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Kandungan kalsium, klorofil, karoten, dan vitamin K yang cukup tinggi, menjadikan alfalfa sebagai salah satu suplemen yang sering dikonsumsi manusia.
Keunggulan lain alfalfa adalah memiliki kandungan vitamin dan mineral cukup lengkap. Vitamin yang terkandung dalam alfalfa adalah: vitamin A, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan asam folat. Mineral unggulan, yakni kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng.
Daun
alfalfa merupakan salah satu sumber klorofil, empat kali lebih tinggi
daripada sayuran biasa. Telah banyak dilakukan kajian ilmiah tentang
khasiat klorofil, di antaranya sebagai pembersih dalam tubuh, pembentuk
sel darah, pengatur keseimbangan asambasa tubuh, peningkat daya tahan,
serta pengganti sel yang rusak.
Sebetulnya hampir seluruh tumbuhan hijau mengandung vitamin K. Namun, kandungan vitamin K dalam 100 gram alfalfa cukup tinggi, yang dapat memenuhi 38 persen dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Hal ini dapat menjadikan alfalfa sebagi salah satu sumber vitamin K bagi tubuh. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein dan penggumpalan darah pada saat terjadi luka. Vitamin K juga dapat berfungsi sebagai zat antihemolitik, khususnya saat terjadi perdarahan, seperti pada orang-orang yang sedang melakukan terapi antibiotik dan bagi penderita diare kronis.
Sebetulnya hampir seluruh tumbuhan hijau mengandung vitamin K. Namun, kandungan vitamin K dalam 100 gram alfalfa cukup tinggi, yang dapat memenuhi 38 persen dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Hal ini dapat menjadikan alfalfa sebagi salah satu sumber vitamin K bagi tubuh. Vitamin K sangat penting untuk pembentukan protein dan penggumpalan darah pada saat terjadi luka. Vitamin K juga dapat berfungsi sebagai zat antihemolitik, khususnya saat terjadi perdarahan, seperti pada orang-orang yang sedang melakukan terapi antibiotik dan bagi penderita diare kronis.
Alfalfa
mengandung lebih dari seratus komponen bioaktif yang bermanfaat bagi
kesehatan. Salah satu komponen paling dominan adalah saponin glukosida.
Komponen saponin pada alfalfa mencapai 2-3 persen. Penelitian pada hewan
percobaan menunjukkan saponin dapat membantu menurunkan kadar
kolesterol darah.
Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.
Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus.
Untuk
membuat minuman alfalfa dari daun keringnya juga cukup mudah. Caranya
sama seperti menyeduh teh. Selain itu, alfalfa juga sering digunakan
dalam sup. Daun alfalfa yang sudah dikeringkan digunakan sebagai
suplemen dalam bentuk tablet, bubuk, dan teh.
Selain daun, biji tanaman ini juga dapat dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan bagi penderita lupus (systemic lupus erythematosus) karena mengandung asam amino L-canavanine yang diduga dapat mengakibatkan lupus-like syndrome.
Alfalfa
juga di ketahui mempunyai efek pengobatan yang kaya dengan vitamin.
Alfalfa adalah sumber yang baik dari vitamin A, C, D, E, K and beberapa
jenis vitamin B. Sebagai tambahan, alfalfa juga kaya akan protein dan
mineral.Selain daun, biji tanaman ini juga dapat dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan bagi penderita lupus (systemic lupus erythematosus) karena mengandung asam amino L-canavanine yang diduga dapat mengakibatkan lupus-like syndrome.
Tumbuhan asli timur tengah ini menyimpan berjuta manfaat kesehatan. Nikmati kesegarannya secara rutin, tubuh sehat imbalannya
[Sumber : www.etawafarm.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar